Powered By Blogger

Jumat, 18 Februari 2011

Srategi Serta Tips Ujian Nasional

Ujian Nasional kali ini diperkirakan mulai bulai april 2011, karena UN benar-benar butuh persiapan yang matang, Baik itu persiapan secara mental, materi dan juga fisik. 
Lalu, strategi dan tips-tips apa saja yang harus dilakukan agar lulus ujian nasional 2011? 
Berikut ini strateginya.

1. Mantapkan pemahaman akan materi ujian mulai dari sekarang
Hal ini penting agar kalian tidak kelabakan saat ujian sudah semakin dekat. Konsentrasi pada materi yang menurut kalian sulit seperti fisika, matematika dan kimia. Tuliskan rumus-rumus dan pengertian penting di dinding kamar kalian agar bisa selalu terbaca atau dengan cara lain yang menurut kalian unik dan menarik.

2. Mintalah ke pihak sekolah SKL (Standar Kompetensi Lulusan) UN tahun sebelumnya
SKL ini berfungsi sebagai panduan kalian mengenai materi apa saja yang harus dipelajari menghadapi UN. Dari pengalaman, SKL ini tidak jauh berbeda dengan SKL dari tahun-tahun sebelumnya. Jadi, pastikan kalian memiliki SKL agar pembelajaran kalian dapat lebih tersruktur.

3. Sering-seringlah belajar kelompok dengan teman-teman yang pintar
Nah, ini sebenarnya memudahkan kalian untuk bertanya jika terdapat sesuatu yang kurang kalian pahami. Sebab terkadang kita lebih mengerti materi jika dijelaskan oleh teman sebaya kita. Selain itu kalian juga bisa tertular semangat mereka untuk terus belajar dan belajar. Yang terpenting jangan membicarakan hal-hal yang tidak penting saat belajar kelompok seperti menggosip, ketawa-ketiwi atau hal-hal lain yang bisa mengganggu konsentrasi belajar.

4. Kurangi bermain
Yang ini mungkin berat bagi kalian tapi ingat, jangan korbankan masa depanmu hanya demi bermain. Perbanyaklah belajar. Bermain cukuplah dihari sabtu dan minggu sekedar pelepas lelah dikala letih.

5. Seringlah berlatih mengerjakan soal UN tahun sebelumnya
Latihan ini dimaksudkan agar kalian terbiasa mengahadapi soal-soal UN yang njlimet dan sulit. Pengalaman, soal-soal UN sebenarnya hampir mirip dengan soal dari tahun sebelumnya. Jadi, biasakanlah diri kalian untuk sering mengerjakan soal UN. Jika tidak paham tanyakanlah pada guru kalian.

6. Jaga kesehatan kalian
Ini juga penting. Meskipun biasanya kalian sering pulang larut malam karena harus mengikuti les dan bimbingan belajar. jangan lupa untuk tetap menjaga kesehatan agar tetap fit. Berkonsultasilah ke dokter agar dibuatkan multivitamin untuk menjaga daya tahan tubuh. Jangan sampai saat hari H tiba kalian sakit dan tidak bisa mengikuti ujian. Dijamin, perjuangan kalian selama bertahun-tahun akan sirna begitu saja. Jadi, jaga kesehatanmu baik-baik.

7. Ikuti try out UN
Biasanya menjelang UN banyak sekali bimbel atau organisasi yang menyelenggarakan try out ujian nasional. Try out ini berguna untuk mengukur seberapa jauh kalian menguasai dan mendalami materi-materi yang akan diujiankan. So, ikuti aja try out-try out tersebut insya Allah berguna berguna buat kalian.

8. Dekatkan dirimu pada Tuhan
Jika ikhtiar dan usaha telah dilaksanakan, kini saatnya menyerahkan segala sesuatunya kepada Tuhan yang maha kuasa. Bagi kalian yang muslim seringlah shalat tahajjud dan berdoa kepada Allah agar dibukakan pikiran dan diberi pemikiran yang jernih serta hati yang tenang. Ini menjadi kekuatan besar saat hari H nanti. Jika dekat dengan Tuhan niscaya ketika kalian mengerjakan soal-soal UN kalian bisa lebih percaya diri sehingga memudahkan dalam mengingat segala sesuatu yang pernah dipelajari.

Sekian strategi dan tips2nya, semoga bermanfaat..
Dan
Semoga kita semua lulus Ujian  dengan nilai yang memuaskan
Amin.........

Kamus Dagang Bahasa Cina Sehari-hari di Indonesia

Kata-kata berikut ini sering digunakan pada kegiatan transaksi perdagangan sehari-hari di kota Jakarta dan sekitarnya. Bagi yang anda belum tahu Ada baiknya anda mengetahui kata-kata di bawah in karena mungkin suatu saat akan berguna.

- jigoh sama dengan dua puluh lima rupiah

- gocap sama dengan lima puluh rupiah

- cepek sama dengan seratus rupiah

- nopek sama dengan dua ratus rupiah

- gopek sama dengan lima ratus rupiah

- seceng sama dengan seribu rupiah

- noceng sama dengan dua ribu rupiah

- goceng sama dengan lima ribu rupiah

- ceban sama dengan sepuluh ribu rupiah

- noban sama dengan dua puluh ribu rupiah

- goban sama dengan lima puluh ribu rupiah

- cepekceng sama dengan seratus ribu rupiah

- nopekceng sama dengan dua ratus ribu rupiah

- gopekceng sama dengan lima ratus ribu rupiah

ada2 aja ya... ^o^

Jumat, 04 Februari 2011

MAJAS

Majas adalah gaya bahasa dalam bentuk tulisan maupun lisan yang dipakai dalam suatu karangan yang bertujuan untuk mewakili perasaan dan pikiran dari pengarang. Majas dibagi menjadi beberapa macam, yakni majas perulangan, pertentangan, perbandingan dan pertautan.

Majas perbandingan

  1. Alegori: Menyatakan dengan cara lain, melalui kiasan atau penggambaran.
  2. Alusio: Pemakaian ungkapan yang tidak diselesaikan karena sudah dikenal.
  3. Simile: Pengungkapan dengan perbandingan eksplisit yang dinyatakan dengan kata depan dan pengubung, seperti layaknya, bagaikan, dll.
  4. Metafora: Pengungkapan berupa perbandingan analogis dengan menghilangkan kata seperti layaknya, bagaikan, dll.
  5. Antropomorfisme: Metafora yang menggunakan kata atau bentuk lain yang berhubungan dengan manusia untuk hal yang bukan manusia.
  6. Sinestesia: Majas yang berupa suatu ungkapan rasa dari suatu indra yang dicurahkan lewat ungkapan rasa indra lainnya.
  7. Antonomasia: Penggunaan sifat sebagai nama diri atau nama diri lain sebagai nama jenis.
  8. Aptronim: Pemberian nama yang cocok dengan sifat atau pekerjaan orang.
  9. Metonimia: Pengungkapan berupa penggunaan nama untuk benda lain yang menjadi merek, ciri khas, atau atribut.
  10. Hipokorisme: Penggunaan nama timangan atau kata yang dipakai untuk menunjukkan hubungan karib.
  11. Litotes: Ungkapan berupa penurunan kualitas suatu fakta dengan tujuan merendahkan diri.
  12. Hiperbola: Pengungkapan yang melebih-lebihkan kenyataan sehingga kenyataan tersebut menjadi tidak masuk akal.
  13. Personifikasi: Pengungkapan dengan menggunakan perilaku manusia yang diberikan kepada sesuatu yang bukan manusia.
  14. Depersonifikasi: Pengungkapan dengan tidak menjadikan benda-benda mati atau tidak bernyawa.
  15. Pars pro toto: Pengungkapan sebagian dari objek untuk menunjukkan keseluruhan objek.
  16. Totum pro parte: Pengungkapan keseluruhan objek padahal yang dimaksud hanya sebagian.
  17. Eufimisme: Pengungkapan kata-kata yang dipandang tabu atau dirasa kasar dengan kata-kata lain yang lebih pantas atau dianggap halus.
  18. Disfemisme: Pengungkapan pernyataan tabu atau yang dirasa kurang pantas sebagaimana adanya.
  19. Fabel: Menyatakan perilaku binatang sebagai manusia yang dapat berpikir dan bertutur kata.
  20. Parabel: Ungkapan pelajaran atau nilai tetapi dikiaskan atau disamarkan dalam cerita.
  21. Perifrase: Ungkapan yang panjang sebagai pengganti ungkapan yang lebih pendek.
  22. Eponim: Menjadikan nama orang sebagai tempat atau pranata.
  23. Simbolik: Melukiskan sesuatu dengan menggunakan simbol atau lambang untuk menyatakan maksud.
  24. Asosiasi: perbandingan terhadap dua hal yang berbeda, namun dinyatakan sama.

Majas sindiran

  1. Ironi: Sindiran dengan menyembunyikan fakta yang sebenarnya dan mengatakan kebalikan dari fakta tersebut.
  2. Sarkasme: Sindiran langsung dan kasar.
  3. Sinisme: Ungkapan yang bersifat mencemooh pikiran atau ide bahwa kebaikan terdapat pada manusia (lebih kasar dari ironi).
  4. Satire: Ungkapan yang menggunakan sarkasme, ironi, atau parodi, untuk mengecam atau menertawakan gagasan, kebiasaan, dll.
  5. Innuendo: Sindiran yang bersifat mengecilkan fakta sesungguhnya.

Majas penegasan

  1. Apofasis: Penegasan dengan cara seolah-olah menyangkal yang ditegaskan.
  2. Pleonasme: Menambahkan keterangan pada pernyataan yang sudah jelas atau menambahkan keterangan yang sebenarnya tidak diperlukan.
  3. Repetisi: Perulangan kata, frase, dan klausa yang sama dalam suatu kalimat.
  4. Pararima: Pengulangan konsonan awal dan akhir dalam kata atau bagian kata yang berlainan.
  5. Aliterasi: Repetisi konsonan pada awal kata secara berurutan.
  6. Paralelisme: Pengungkapan dengan menggunakan kata, frase, atau klausa yang sejajar.
  7. Tautologi: Pengulangan kata dengan menggunakan sinonimnya.
  8. Sigmatisme: Pengulangan bunyi "s" untuk efek tertentu.
  9. Antanaklasis: Menggunakan perulangan kata yang sama, tetapi dengan makna yang berlainan.
  10. Klimaks: Pemaparan pikiran atau hal secara berturut-turut dari yang sederhana/kurang penting meningkat kepada hal yang kompleks/lebih penting.
  11. Antiklimaks: Pemaparan pikiran atau hal secara berturut-turut dari yang kompleks/lebih penting menurun kepada hal yang sederhana/kurang penting.
  12. Inversi: Menyebutkan terlebih dahulu predikat dalam suatu kalimat sebelum subjeknya.
  13. Retoris: Ungkapan pertanyaan yang jawabannya telah terkandung di dalam pertanyaan tersebut.
  14. Elipsis: Penghilangan satu atau beberapa unsur kalimat, yang dalam susunan normal unsur tersebut seharusnya ada.
  15. Koreksio: Ungkapan dengan menyebutkan hal-hal yang dianggap keliru atau kurang tepat, kemudian disebutkan maksud yang sesungguhnya.
  16. Polisindenton: Pengungkapan suatu kalimat atau wacana, dihubungkan dengan kata penghubung.
  17. Asindeton: Pengungkapan suatu kalimat atau wacana tanpa kata penghubung.
  18. Interupsi: Ungkapan berupa penyisipan keterangan tambahan di antara unsur-unsur kalimat.
  19. Ekskalamasio: Ungkapan dengan menggunakan kata-kata seru.
  20. Enumerasio: Ungkapan penegasan berupa penguraian bagian demi bagian suatu keseluruhan.
  21. Preterito: Ungkapan penegasan dengan cara menyembunyikan maksud yang sebenarnya.
  22. Alonim: Penggunaan varian dari nama untuk menegaskan.
  23. Kolokasi: Asosiasi tetap antara suatu kata dengan kata lain yang berdampingan dalam kalimat.
  24. Silepsis: Penggunaan satu kata yang mempunyai lebih dari satu makna dan yang berfungsi dalam lebih dari satu konstruksi sintaksis.
  25. Zeugma: Silepsi dengan menggunakan kata yang tidak logis dan tidak gramatis untuk konstruksi sintaksis yang kedua, sehingga menjadi kalimat yang rancu.

Majas pertentangan

  1. Paradoks: Pengungkapan dengan menyatakan dua hal yang seolah-olah bertentangan, namun sebenarnya keduanya benar.
  2. Oksimoron: Paradoks dalam satu frase.
  3. Antitesis: Pengungkapan dengan menggunakan kata-kata yang berlawanan arti satu dengan yang lainnya.
  4. Kontradiksi interminus: Pernyataan yang bersifat menyangkal yang telah disebutkan pada bagian sebelumnya.
  5. Anakronisme: Ungkapan yang mengandung ketidaksesuaian dengan antara peristiwa dengan waktunya. 


 SEMOGA BERMANFAAT^^